Bicara soal Jakarta, ya berarti bicara menegenai macet.
Walau sebenarnya masih banyak sih yang bisa dibahas tentang Jakarta. Tapi kayanya topic yang satu
ini pas banget buat dibahas.
Macet itu bisa bikin kita telat sekolah, ngampus, ngantor,
arisan dan kegiatan lainnya. Yah alhasil macet adalah alsan klasik yang
digunakan oleh warga Jakarta kalau dateng telat. Walau sebenarnya alasan
ketelatan mereka bukan hanya karna macet semata.
Pasti pada bertanya-tanya apa sih yang bikin macet?
Dimana-mana macet, ngga disana ngga di sini, semua nya macet. Bahkan di jalan
yang lebarnya cuma 2 meter aja bisa macet. Parah ngga tuh??
Kalau menurut saya sih, hal yang bikin macet Jakarta itu
adalah karna banyaknya orang-orang yang berada di daerah luar Jakarta, tapi punya aktivitas di Jakarta.
Kaya orang dari Depok yang kerja di
Jakarata, orang Bogor yang kuliah di Jakarta ataupun orang Bekasi yang jualan
di Jakarta. Ditambah lagi mereka datang ke kawasan Jakarta dengan menggunaan
kendaraan pribadi. Alhasil jalanan jadi padet deh. Kendaraan pribadi warga
Jakarta aja udah bikin macet banget, apa lagi di tambah sama kendaraan pribadi
dari warga daerah luar Jakarta. Tapi
kalau mau naik kendaraan umum pun juga gitu, banyak tidakan kriminal
dimana-mana. Semua jadi serbasalah.
Faktor lain yang juga
bikin macet Jakarta itu adalah banyak
pedagang kaki lima yang jualan di jalan-jalan atau di trotoar-trotoar. Itu kan
sebenarnya sangat menganggu para pengguna jalan. Padahal kan udah ada peraturan
Pemerintah yang melarang untuk ngga jualan di pinggir jalan kaya gitu, tapi
kenapa masih dilanggar ya?. Tapi para pedagang ini juga ngga bisa disalahin
sepenuhnya sih, karena yang bikin macet
itu bukan pedangangnya aja, tapi juga para pembelinya. Contohnya aja mobil-mobil
yang berenti sembarangan di pinggir jalan buat beli buah. Nah, sebenernya ini
lah yang bikin macet.
Masih banyak faktor lain
penyebab macetnya Jakarta. Gimana cara mengatasinya? Ngga Cuma Pemerintah yang
harus mikirin gimana cara mengatasinya, tapi masyarakatnya juga harus ikut
berpartisipasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar